4 Feb 2015

[Sinopsis] Dream Knight Episode 1

 Ada sesuatu yang spesial tentang mereka
Seorang siswi SMA sedang tidur pulas di atas meja di kelasnya. 
Seseorang tiba-tiba melemparkan sebuah koin ke kepalanya; membuat siswi itu terbangun. Sekelompok anak perempuan yang melempar koin tadi hanya tertawa melihat tidur siswi itu terganggu.
Salah satu siswi berambut mereah muda; sepertinya dia ketua gengnya; malah meledek siswi tersebut, “Hei! Joo Inhyeong! Kenapa kau selalu tidur di kelas?”

Inhyeong hanya diam dan tak menjawab; siswi berambut merah muda itu malah terus meledeknya, “Ah, aku lupa! Ibumu kan sudah meninggal, jadi kini kau tinggal di jalanan.”
 
“Bukan seperti itu,” kata Inhyeong, “aku hanya sedang kemping.”

Siswi berambut merah muda itu mengeluarkan sekeping koin 100 won lalu melemparkannya pada Inhyeong, “ambil ini dan beli makan!”
Inhyeong menangkap koin itu dan berdiri sambil berteriak dengan kesal, “Hei! Lee Jenny!”
 
Semua murid di kelas langsung meliriknya dengan tegang; sepertinya Inhyeong marah. Bukannya mengomeli Jenny, Inhyeong malah tersenyum dengan bodoh, “Ah, segini mana cukup. Lain kali kau harus memberiku 500 won, mengerti?”
Inheyong berdiri dari kursinya dan melangkah ke pintu kelas, dia berjalan dengan polos; di punggungnya tertempel tulisan ‘sekolah adalah tempat untuk tidur’. 
Kebodohan lain terjadi, bahkan sebelum mencapai pintu kelas, Inhyeong tersandung kakinya sendiri dan jatuh dengan muka membentur lantai. Murid yang lain pun hanya menertawakannya.
Di tengah kekacauan, empat orang siswa laki-laki memasuki kelas dengan pesona yang cool; membuat suasana jadi hening. 
Seorang paling depan; sepertinya dia ketua geng itu menolong Inhyeong dengan dramatis; dia menarik tangan Inhyeong agar berdiri, lalu mereka pun meneruskan jalannya yang cool seperti sedang memperagakan busana seorang designer terkenal.
Entah apa yang mereka lakukan, setelah duduk, murid yang tadi menarik tangan Inhyeong tiba-tiba menjentikkan jarinya dan membuat Jenny membeku tak bisa bergerak.
Murid yang kedua; yang ini berpakaian rapi, dia membuka telapak tangannya seperti sedang mengeluarkan sebuah mantra dan membuat ponsel yang dipegang seorang siswi terasa panas; membuatnya melempar-lempar ponselnya sendiri.
Murid yang ketiga; yang ini berpakaian sangat cuek dan agak berantakan. Murid yang ini membentuk tangannya seperti pistol dan mengarahkannya ke dua orang siswi, membuat kedua siswi tersebut jatuh cinta satu sama lain dan akhirnya mereka berpelukan.
Murid yang terakhir; rambutnya tak berponi. Dia bersiul ke arah seorang siswi dan membuatnya diterpa angin kencang yang entah berasal dari mana hingga ramutnya berantakan.
  Keempat murid baru itu hanya tertawa melihat pembalasan mereka ke geng Jenny yang menyebalkan itu. Ah, rupanya balas dendam.
Sementara Inhyeong pergi ke atap sekolah dan dia bicara pada dirinya sendiri dengan penuh sesal, “Ah, kenapa aku harus jatuh seperti itu!”
Melupakan kejadian yang baru saja terjadi di kelas; dengan riang Inhyeong menyiram tanaman di pot-pot kecil lalu menyentuh pipi seorang artis terkenal di poster di dinding, “Junior, aku datang.”
Dia pun bercermin dan dengan bodoh bicara sendiri pada cermin sambil marah marah seolah dia sedang memarahi Jenny dan gengnya. Ditambah dengan gerakan yang tak karuan; seolah-olah sedang bertarung dengan Jenny dan gengnya.
 “Rasakan kalian!” Inyeoung melayangkan tangannya ke udara yang kosong.

“Dan ini untukmu Lee Jenny!” kata Inyeong menggebu, dia pun berputar lalu melompat sambul meninju udara.

Seseorang tiba-tiba datang sambil melompat dan berputar dengan cool; ternyata mereka empat sekawan yang dia temui di kelas. 
Inhyeong yang sedang asyik berimajinasi tak menyadari kedatangan mereka sampai pria yang tadi menolongnya mencabut kertas yang tertempel di badannya dan Innhyeong menoleh dengan kaget.
“Siapa kalian!” Inhyeong mengepalkan tinjunya. 
“Ah, bagaimana bisa bela dirimu tak berkembang sama sekali selama bertahun-tahun ini!” kata pria yang menolongnya dengan kesal.

Inhyeong diam sejenak, berpikir tak mungkin mereka mengetahui hal ini, “Darimana kalian tahu? Siapa kalian?!”
“Tak ada yang tak kami tahu tentangmu,” kata murid yang tak berponi sambil menyeringai.
 

Sementara murid yang berpakaian cuek mendekatinya dan merangkul bahunya dengan hangat, “Tenang saja, kita bisa saling mengenal mulai dari sekarang," membuat Inhyeong makin ketakutan.
 
   “Apa kau benar-benar tak mengenali kami?” kata pria yang berbaju rapi agak frustasi.
 
“Untuk apa aku mengenal kaian!” teriak Inhyeong, “tempat ini milikku dan jangan lakukan apapun, mengerti!” kata Inhyeong dan dia pun lari meninggalkan mereka dengan ketakutan.

“Ah, mengesalkan sekali,” kata pria berbaju rapi, “tak bisakah kita langsung memberitahunya?”
“Kau tahu kita tak bisa,” kata pria penolong yang ikut frustasi juga.
Inyeong menuruni tangga dari atap sekolah dan bertanya-tanya apa mereka benar-benar tahu tentang dirinya. Lamunanya terhenti oleh teriakan para siswi di depan sekolah. 

Sebuah van tiba dengan para siswi yang langsung menggerubuti; ternyata di dalam van itu berisi artis-artis terkenal. Satu per satu dari mereka keluar dari van dengan pesona yang memukau.
Yang pertama adalah pria berambut hitam. Dia mempunyai wajah yang maskulin sekaligus imut, idola yang takkan kehabisan pesona, Junior.

Yang kedua adalah pria berambut biru cerah, yang keluar dari van dengan lagak yang sangat cuek. Tipikal bad boy yang menyukai banyak wanita, BamBam.
Yang terakhir, seorang pria dengan rambut pirang yang mempunyai poni yang hampir menutupi matanya. Dia keluar sambil tersenyum dengan manis menyapa para fansnya, Yugyeom.
Inhyeong menerobos kerumunan dan akhirnya dia berdiri tepat di hadapan Junior yang sedang tersenyum dengan cute. Inhyeong pun teringat 6 bulan lalu ketika dia memeroki Junior yang sedang latihan dance sendririan di atap sekolah.
Inhyeong mengintipp Junior diam-diam sambil membawa sapu; sepertinya baru saja selesai bersih-bersih kelas. 
Pertamakali dia melihat Junior yang menari, Inhyeong langsung terpesona dan baru menyadari kalau Junior punya sisi lain yang menarik.
Ponsel Junior berbunyi dan dia menghentikan latihannya. Di ponselnya, Junior berbohong kalau dia sudah berhenti latihan sejak lama.
“Baiklah, aku akan pegi tidur sekarang.” Kata Junior dan langsung meneruskan latihannya.

Sementara Inhyeong yang mendengar percakapannya tersenyum girang sendiri, berpikir kalau itu adalah hal yang hanya mereka berdua yang tahu.
  Lamunan Inhyeong terhenti karena sebuah suara yang mengesalkan datang dari belakangnya. Di belakangnya berdiri laki-laki menyebalkan yang tadi dia temui di atap yang sedang menatapnya dengan kesal, “Kau senang sekarang?”

Inhyeong jadi kesal sendiri, “Tak bisakah kau berhenti menggangguku?!”
Inhyeong akan melangkah tapi ketiga murid yang lain mendorongnya hingga Inhyeong terjatuh menimpa Junior. Tanpa sengaja tangannya menyikut daerah rawan dan Junior pun merintih kesakitan.

   Kedua teman Junior yang lain sibuk menenangkannya sementara murid yang lain sibuk mengambil gambar dan video dari kejadian itu. 

Tambahan, keempat murid laki-laki yang tak dikenal malah tertawa puas melihat kekacauan itu.
Malam telah tiba, matahari kini berganti menjadi bulan JYP. Oh oppa, why are u there!!
Inhyeong yang sedang serius belajar mendapati ponselnya terus berbunyi; terlalu banyak berita yang masuk ke ponselnya. Di membuka ponselnya dan melihat berita kejadian tadi siang yang melibatkan dirinya dan wajahnya ikut terfoto dengan mengerikkan.

Inhyeong pun panik sendiri mendengar berita tentang dirinya. ‘Penjahat wanita yang bodoh’, ‘Beraninya kau menyakiti kesucian Junior’, ‘Dia adalah musuh GOT grup’.
“Apa sekarang seluruh dunia menyerangku?” Inhyeong lelah sendiri dan dia pun merentangkan badannya sambil menatap langit.

“Ini semua gara-gara empat laki-laki aneh itu,"
Inhyeong bicara pada bintang-bintang yang ada di langit, “Ibu, apa kabar? Kau baik-baik saja, kan disana?” katanya dengan sedih. 
Inhyeong pun tertidur.
Pagi telah tiba, Inhyeong merasaka seseorang tidur di sampingnya, dia pun memeluknya dengan erat. 
Inhyeong membuka matanya dan dia melihat wajah seorang pria dengan bibir yang merah dekat dengan matanya.
Inhyeong terpesona sesaat sampai bibir itu bergerak dan berkata dengan nada yang kesal, “Kau lihat apa?”

Inhyeong baru sadar bahwa dia dikerumuni oleh banyak orang di tempat tidurnya. Inhyeong pun terduduk lalu berteriak dengan histeris.



Source: dailymotion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar