11 Feb 2015

[Sinopsis] Dream Knight Episode 5

Bibidi Babidi Bu

Jb dan Inhyeong diam sambil menatap langit.


“Tapi kenapa kau belum menulis harapanmu di gipsku?” tanya Inhyeong.
“Apa?” Jb hanya menyeringai, “aku tidak melakukan hal-hal seperti itu. Kekanak-kanakkan sekali.”
“Aku mau masuk ke van,” kata Inhyeong. Jb pun membantunya berdiri.
Tapi Jb malah kehilangan keseimbangan dan terjatuh sambil memeluk Inhyeong. Dan, tanpa sengaja mereka berciuman dan kaget sendiri.
“Minggir,” kata Inhyeong yang tak bisa menyingkirkan badannya dari atas Jb karena kakinya yang masih digips.

“Apa? Kau yang ada di atasku. Harusnya kau yang minggir. Aku kan tak bisa bergerak.”
Jackson, Mark dan Youngjae baru kembali dan melihat Inhyeong dan Jb yang sedang berpelukan.
“Hei apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Jackson.

Jb dan Inhyeong kaget dengan kedatangan mereka. Alhasil Jb langsung melemparkan badan Inhyeong hingga berguling di sampingnya dan Inhyeong langsung berpura-pura melihat bintang.
 
“Waah bintangnya banyak sekali,” kata Inhyeong. Jackson, Mark dan Youngjaepun jadi melongo sendiri.
Dan bulan JYP hanya terkikik melihat kelakuan mereka. Oh gosh oppa!!
Inhyeong menggosok gigi sebelum tidur dan terus terpikir kejadian tadi dengan Jb.
“Kecelakaan. Ini hanya kecelakaan,” Inhyeong menenangkan dirinya sendiri.
 
Sementara Jb yang berada di atas tempat tidur di luar van malah senyum-senyum sendiri membayangkan kejadian tadi.
Inhyeong sampai di sekolah dan berjalan menuju kelasnya, tapi dia melihat murid-murid lain berkumpul mengerumuni sesuatu. Inhyeong menghampiri mereka dan melihat ternyata kompetisi dance yang lama ditunggu-tunggu akhirnya dimulai. 
Pemenangnya bisa menari dengan Junior.
Inhyeong yang mendengarnya sangat gembira dan berniat untuk ikut kompetisi. Tapi melihat kakinya yang tak mungkin untuk menari, senyumnya hilang dan dia pun meninggalkan kerumunan itu dengan cemberut.
Di koridor Inhyeong bertemu dengan teman lamanya, Miseon yang baru kembali dari Cina. Dia menyapanya dengn riang sampai tiba-tiba Jenny menghampiri mereka berdua.
 
“Hei Inhyeong! Tega sekali kau mau mengajak Miseon untuk menari denganmu sementara kakimu seperti itu.” Kata Jenny.
Inhyeong pun teringat saat-saat sebelum Mison pergi ke Cina. Rumor diadakannya kompetisi dance itu memang sudah lama beredar. Inhyeong mengajak Miseon untuk menari dengannya tapi Miseon ragu karena dia ingin dapat juara satu.
“Aku hanya ingin menari dengan Junior. Hadiahnya bisa kau ambil semua,” kata Inhyeong tanpa ragu. Mendengar Inhyeong, Miseon jadi ceria dan langsung mengajari Inhyeong yang sangat kaku menari.
 
Bukannya khawatir akan kalah, mereka malah senang sendiri membayangkan juara satu yang belum tentu mereka dapatkan dan berpelukan.
Inhyeong tersadar dari lamunannya.
 
“Tapi kau kan melakukan sesuatu yang buruk pada Junior kemarin. Jadi aku takut skornya …. “ Miseon belum selesai bicara dan Jenny menambahkannya dengan nada menjengkelkan.
“Kau tak akan diberi skor sedikit pun oleh Junior …”
 
“Aku juga sibuk latihan sekarang … “ Miseon belum selesai bicara.
“Sayangnya dia sudah bergabung denganku dan intinya dia tak berniat sedikitpun untuk menari denganmu,” kata Jenny dengan makin menjengkelkan.
“Mengertilah Inhyeong. Aku ingin jadi juara pertama … “ kata Miseon yang merasa bersalah.
 
“Ah, jadi tak ada seorang pun yang ingin bergabung denganmu. Lagipula siapa yang mau menari dengan orang sepertimu,” kata Jenny ceria.
 
“Tenang saja, Inhyeong akan menari dengan kami,” terdengar suara dari belakang; ternyata keempat sekawan itu dan yang bicara adalah Jackson.
Melihat Jackson menghampiri mereka dan teringat akan kejadian perkedel ikan semalam, Jenny tak meneruskan bicaranya dan hanya pergi, “kita lihat siapa yang akhirnya akan menari dengan junior.”
Inhyeong jadi kesal sendiri.
 
“Siapa yang memutuskan aku akan ikut atau tidak?” Inhyeong marah; keempat sekawan itu hanya diam.
“Kalian tak melihat kondisi kakiku? Apa aku ini orang bodoh?!” Inhyeong pun meninggalkan mereka dengan marah.
Inhyeong duduk di taman sambil merenung; mengapa tulang kakinya harus retak pada kondisi seperti ini?
Inhyeong pun terbayang lagi suara laki-laki, “ototnya akan melemah.”
 
Sementara Jb terus berlari mencari-cari Inhyeong dengan cemas.
Inhyeong mengamati gips kakinya; dia menemukan tulisan yang tak pernah dia lihat sebelumnya, ‘bibidi babidi bu’.

Inhyeong jadi ingat saat kecil dia pernah meretakkan kakinya juga; ibunya pura-pura memantrainya dengan ‘bibidi babidi bu’ dan Inhyeong pun bisa berjalan kembali dan menari.
*kalo di kita seperti abrakadabra ya..*
Jb menghampiri Inhyeong yang sedang duduk di taman bermain; Inhyeong menatapnya dengan aneh.
 
“Kau yang menulis ini?” tanya Inhyeong dan Jb mengangguk. 
‘Bibidi baidid bu’ hanya diketahui oleh Inhyeong dan ibunya, tak mungkin Jb tahu begitu saja.
“Siapa kau sebenarnya?”
Jb pun teringat saat-saat Inhyeong sedang kesusahan.
Saat ibu dan ayah Inhyeong meninggal, bibinya mengambil alih perusahaan dengan berbohong akan mengurus rumah dan kehidupan Inhyeong dengan baik.
 
Tapi saat dia sampai di rumah yang dijanjikan oleh bibinya, tenyata hanya sebuah van yang dia tinggali hingga saat ini.
Di sekolah pun, teman-teman yang tadinya baik jadi berlaku jahat pada Inhyeong. Mereka mengejek Inhyeong karena sekarang dia tak punya apa-apa; hanya orang miskin.

Inhyeong berusaha berjalan meninggalkan murid-murid yang mengejeknya tapi tiba-tiba dia terjatuh dan murid-murid di belakangnya hanya menertawakannya.
Inhyeong memeriksakan kakinya ke rumah sakit dan didiagnosis mendertia Myasthenia Gravis. Otot-otot kakinya lama kelamaan akan melemah dan lemas.

 “Untuk sekarang kau bisa berlari, tapi lama kelamaan kau akan kesulitan.” Tambah dokter yang ditemuinya.
Didiagnosis takkan bisa berjalan sementara orang tuanya baru saja meninggal dan dia kehilangan segala miliknya kerena dibohongi bibinya; emosi Inhyeong meledak dan dia pun berteriak di tengah lobi rumah sakit dan orang-orang meliriknya dengan aneh.
Inhyeong pun pulang dan dia melihat fotonya bersama ibunya sambil menangis; air matanya menetes ke boneka berambut hitam ada di tasnya.
 
Sementara di luar hujan lebat,  di sekitar vannya muncul cahaya-cahaya kecil yang timbul dari rintik air hujan.
Pagi-pagi Inhyeong berangkat sekolah sambil berlari karena terlambat dan keempat empat sekawan yang baru 'terlahir' itu melihatnya sambil tersenyum lalu mengikutinya.
Jb yang bersama Inhyeong di taman bermain hanya menatapnya tanpa bicara.
 
“Mungkin in melelahkan, tapi setidaknya kau tak perlu menangis lagi.” Kata Jb dalam hati.
 
“Kami muncul ke dunia ini untuk melindungimu,” Jb hanya tersenyum pada Inhyeong.

Source: dailygot7

1 komentar: