5 Feb 2015

[Sinopsis] Dream Knight Episode 2

Orang-orang yang tak menyenangkan

Inhyeong mendapati dirinya tengah tidur bersama empat orang murid yang tak dikenal; dia berteriak histeris dan langsung berdiri.

“Siapa kalian! Maling! Mesum! Kenapa kalian tidur denganku!” Inhyeong menunjuk dengan liar.
“Ei, apa kau pernah melihat murid mesum seganteng ini?” kata murid yang selalu memakai seragam sekolah agak berantakan. Ternyata empat sekawan itu lagi.

“Lagipula kita sudah sering melakukan ini,” kata murid yang tak berponi, membuat Inhyeong makin kebingungan.
“Apa kau benar-benar tak mengenal kami?” Murid yang berbaju rapi mulai frustasi lagi.
 “Kau tahu, kita bahkan sudah pernah ciuman … “ murid berbaju rapi itu tak meneruskan kata-katanya karena murid yang kemarin menolong Inhyeong keburu menutup mulutnya.
“Ah, sudahlah. Apa kau takkan pergi sekolah? lihat jamnya.” Murid itu mengulurkan ponsel Inhyeong dan Inhyeong mengambilnya.

Melihat waktu yang sudah sangat siang Inhyeong pun berteriak sambil melempar selimutnya, “Ah! Aku terlambat!”
Si murid berbaju rapi mulai mengomel lagi, “Apa kita akan tinggal disini mulai sekarang?”

“Aku takut padanya,” kata murid bebaju agak berantakan.

“Bagaimanapun kita harus mencobanya.”
Inhyeong berlari ke sekolah agar tak terlambat, tapi dia mendadak berhenti karena kata-kata empat orang aneh yang tadi pagi ditemuinya terus terngiang-ngiang di telingnya.  
Kita bahkan pernah berciuman.
 
“Apa aku pernah menciumnya?” Inhyeong menggaruk-garuk kepalanya sendiri, “Ah, mereka ini sebenarnya siapa?!”
Inhyeong kembali berlari menuju sekolah dan melewati sekelompok anak perempuan yang duduk di kursi taman.

Anak perempuan itu saling berbisik, “Apa benar dia terorisnya?”
 
Inhyeong berhenti dan bingung sendiri. Dia lalu membuka ponselnya dan melihat berita bahwa dirinya kini jadi buronan karena insiden kemarin yang dianggap telah melukai kesucian Junior.
Sadar kalau sekelompok anak perempuan itu akan memburunya, Inhyeong lari terbirit-birit tanpa menoleh ke belakang dengan anak perempuan yang mengejar di belakangnya.
Inhyeong sampai di lampu merah dan melirik lampu di atasnya; waktu bagi penyebrang jalan hanya tersisa 3 detik lagi, tapi Inhyeong berlari dan memaksa menyebrang.

Di pertengahan jalan, Inhyeong tiba-tiba terjatuh.

Dia pun teringat kembali dengan suara laki-laki yang memperingatkannya, “ ... akan melemah ...”
 Inhyeong terdiam dan sebuah motor melaju ke arahnya tanpa tanda-tanda akan berhenti sedikitpun.
 Inhyeong menutup matanya; bersiap-siap untuk menerima tabrakan yang sepertinya akan menyakitkan tapi tiba-tiba seseorang yang mengendarai skuter menghalangi motor itu dan berdiri di hadapannya. 
Lagi, murid penolong dan murid berbaju berantakan yang tidur bersamanya tadi pagi.
Pengendara motor itu ternyata seseorang berbadan besar dan menyeramkan. Dia turun dari motornya sambil marah-marah mengeluarkan gerakan bela diri, “Siapa berengsek yang berani menghentikanku?! Ayo maju!”

Dan tiba-tiba murid si murid berbaju rapi menghampirinya dan langsung memeluknya sambil menari-nari dengan menggebu-gebu untuk merayu pengendara motor itu. Dan pengendara motor itu pun tergoda.

*oh gosh!*
Sementara si penolong menghampiri Inhyeong yang duduk di aspal dengan polos, “kau tak apa-apa?”
Murid itu mengulurkan tangannya.

“Ah? Aku tak apa-apa," kata Inhyeong yang terkejut melihatnya lagi. 

Inhyeong menyambut uluran tangan murid itu. Bukannya menarik tangan Inhyeong, murid itu malah menarik tasnya hingga Inhyeong berdiri.
“Kalau kau baik-baik saja, cepat pergi. Kau ini menyebalkan!” kata murid itu benar-benar kesal. Inhyeong pun jadi kesal sendiri melihat kelakuan murid itu.

Sementara murid berbaju rapi malah bicara tentang makan gratis dengan pengendara motor itu.
Sampai di depan sekolah, geng Jenny menyambut Inhyeong dengan terompet dan peralatan tahun baru lainnya.

“Selamat! Kau telah menjadi bintang nasional!” kata Jenny dengan gembira.
“Setelah kau menghilangkan kesucian Junior, sekarang kau merayu laki-laki lain,ya?” tambah Jenny. 
Inhyeong tak mengerti dan menengok ke belakang. Ternyata yang dimaksud Jenny adalah empat murid tadi berdiri di belakangnya seperti bodyguard.
 Si penolong mendekati Jenny dan tersenyum, “Selamat, kau telah menjadi orang di bawahnya yang akan selalu ada di bawahnya.”

 Dia menggantungkan pita di kepala Jenny. Jenny marah dan akan memukul murid itu tapi dihalangi oleh teman-temannya yang menariknya pergi dari sana.
Keempat murid itu tertawa puas dan murid berbaju rapi mengulurkan tangannya pada Inhyeong untuk high five. Tapi Inhyeong malah memukul tangan murid itu dengan marah.
“Apa melihatku seperti ini menyenangkan bagimu?!”
 
“Apannya? Kami hanya menolongmu,” kata murid itu kebingungan.
 
“Menolongku dengan membuatku menderita seperti ini?” Inhyeong makin marah, “Kumohon tinggalkan aku dan jangan mendekati aku lagi!” lalu dia pun pergi.
“Apa kita melakukan hal yang salah?” kata murid tak berponi kebingungan.
 
Sementara Jenny yang masih marah menatap mereka tajam dari kejauhan, “orang yang ada di bawahnya?!” dia pun teringat masa lalunya saat bersama Inhyeong.
Jenny ternyata sudah mengenal Inhyeong sejak taman kanak-kanak. Saat pertunjukan, Inhyeong yang menjadi putri sementara Jenny menjadi penyihirnya.

Lalu saat remaja, seseorang menghampirinya sambil membawa bunga. Bukannya bunga itu diberikan unutk Jenny, murid itu malah menyuruh Jenny memberikannya pada Inhyeong karena Jenny teman baiknya.
 Saat pengumuman ujian, Inhyeong jadi nomor satu sementara Jenny berada di peringkat bawah. Terdengar suara ibunya yang marah-marah karena Jenny terus berada di bawah Inhyeong. Jenny pun dengan marah merobek pengumuman hasil ujian itu. 

Yah, dari situlah hal-hal buruk ini berasal. 

*Asli loh, untuk para ibu-ibu mohon jangan membandingkan anaknya dengan anak orang lain, karena penyebab dia seperti itu adalah  anda-anda juga.
That's terrible, Mommies.*
Inhyeong sedang buang air dengan damai. Setelah beberapa saat selesai dan akan berdiri, tiba-tiba seseorang menyiram air dari luar dan membuat rabut dan bajunya basah.
Kelompok perempuan yang menyiramnya ternyata adalah yang mengejarnya tadi pagi. Mereka tertawa-tawa sambil meninggalkan toilet lalu dihalangi oleh empat sekawan yang kali ini benar-benar marah padanya.
Tak mau ribut di dalam sekolah, mereka pun kini berada di tengah lapangan sambil bertatapan satu sama lain dengan tajam.

“Hentikanlah semua ini. Selagi kami masih berlaku baik,” kata penolong Inhyeong dengan manis.

Perempuan berambut merah malah mencemoohnya, “selagi kalian masih baik .. ah, kau benar-benar sombong.”
Si baju rapi ikut bicara, “Ah, these little girl …”

“Ah, kau benar-benar pamer, bicara inggris?” perempuan berambut merah itu tak mau kalah.

Bingung harus bicara apa lagi, si baju rapi memegang kepalanya dengan frustasi. “Hei! Apa kau sedang menari?!” si rambut merah ikut memegang kepalanya; memperagakan gerakan tadi dengan menyebalkan.

“Hei!” teriak si baju rapi.

“Apa!!” si rambut merah balas berteriak tak mau kalah.
Si rambut merah lalu tersenyum sendiri, “Ah, darimana mereka datangnya. Kalian seperti cumi yang baru setengahnya dimakan. Hei! Siapa kalian berani seperti ini?!”

Teman di sampingnya menyela, “Tapi kurasa kau keterlaluan, mereka lumayan ganteng kok.”
Murid berbaju berantakan marah karena dirinya disebut ‘baru setengah dimakan’, sementara si baju rapi marah karena dirinya disebut seperti cumi-cumi.

“Ah, bagiku, selain Junior, yang lainnya adalah cumi-cumi.”
Tak terima disebut cumi-cumi, mereka menghina Junior yang namanya mirip Park Jin Young sebagai generasi kedua JYP, menyebut BamBam sebagai pengemis karena terus makan permen dan menyebut Yugyeom mempunyai poni seperti gorden.
Alhasil kedua kubu itu tak dapat lagi menahan emosi mereka dan mulai jambak-jambakan rambut.

Tanpa disangka, para murid pria kalah oleh para wanita yang menjambak rambut dan memukuli mereka dengan tas.
“Tak bisakah kita menggunakannya?” tanya murid berbaju berantakan sambil dijambak.

“Kita tak bisa menggunakannya pada anak remaja seperti ini,” Si murid penolong pun sama menderitanya akibat jambakan yang dialaminya.

“Ah, aku tak peduli! Aku akan menggunakannya.” Sementara si murid berbaju rapi dipukuli oleh tas.
Murid berbaju rapi itu melakukan gerakan yang sama; membuka telapak tangannya seperti akan mengeluarkan matera. Murid yang suka menggoda yang bisa memanaskan benda apapun. Jackson.

Alhasil tas yang dipukulkan ke badan Jackson jadi panas dan pemiliknya melempar-lempar tasnya sendiri karena kepanasan.
Murid tak berpoini ikut menggunakan kemampuannya; dia bersiul dan membuat perempuan yang menjambaknya tertiup angin yang kencang hingga dia mundur sendiri. 

Murid penyuka musik yang memakai earphone kemana-mana. Youngjae.
Murid berbaju berantakan pun membentuk tangannya seperti pistol dan mengarahkannya pada sisa dua perempuan lainnya. Kedua wanita itu pun berpelukan seperti pasangan bahagia yang baru saja menikah. 

Murid yang imut dan manis. Dewa asmara yang ganteng. Mark.
Sementara empat wanita sibuk sendiri karena mantera yang dilayangkan, keempat murid itu diam kelelahan setelah dijambak dan dipukul oleh para wanita tersebut.

“Ah, kita tak bisa meremehkan anak-anak jaman sekarang,” kata murid yang tak menggunakan kemampuannya. 

Si penolong Inhyeong; murid dingin yang dapat membekukan apapun. Jb.

Malam tiba dan matahari kembali berganti jadi bulan JYP. Gosh, why is it so funny!!
Inhyeong tiba di vannya. Dia masuk ke van dan melihat barang-barangnya berantakan. Alhasil diapun ketakutan sendiri sambil mengintip apakah ada orang atau tidak di dalam vannya.
Sebuah bayangan mendekatinya dari belakang dan Inhyeong langsung melayangkan tinju ke segala arah sambil berteriak. Orang itu menyalakan lampu; ternyata itu adalah Jb.
Inhyeong pun berhenti meninju dan merapikan poninya, “Ah, ternyata kau.”
 
“Bela diri macam apa itu?” Jb jadi kesal sendiri.
 
“Jadi mau apa kau kesini? Apa! Apa!!” Inhyeong ikutan kesal.
 
Jb menyuruh Inhyeong mengikutinya dan di depannya telah berlutut para wanita yang tadi jambak-menjambak dengan Jb dan teman-temannya; rambut mereka berantakan.
Para wanita itu minta maaf karena telah membully Inhyeong. Inhyeong malah memberi mereka senyuman dan menyuruhnya berdiri, “Junior takkan menyukai perbuatan kalian.”

Sesaat berdiri para siswi itu pun langsung lari terbirit-birit meninggalkan Inhyeong dengan Jb Cs –nya.
 Inhyeong berbalik dan menyadari kalau para laki-laki itu sama berantakannya dengan siswi tadi.

“Kalian … Jangan bilang … kalian menghajar mereka?” Inhyeong tersenyyum sendiri.
 
Jb dan kawannya pun mengalihkan pandangan ke arah lain untuk menghindari menjawab pertanyaan Inhyeong karena malu telah bertengkar dengan wanita.
Inhyeong tertawa, “tapi terimakasih, sekarang kalian boleh kembali ke rumah kalian.”
 
“Benarkah?” kata Jackson ceria.
 
“Dan mereka pun langsung berbalik; berjalan menuju pintu van.

Sadar mereka akan masuk ke vannya, Inhyeong langsung berlari menghalangi mereka, “Tunggu! Apa yang akan kalian lakukan?”
“Kau menyuruh kami pergi ke rumah, kan?”
 
“ini rumah kami.”
 
“Apa?” Inhyeong pun akhirnya diseret agar tak menghalangi pintu van.
Source: dailymotion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar